atios.id, Jakarta – Asosiasi Teknologi Informasi & Open Source (ATIOS) menghadiri undangan Kedutaan Besar Inggris Jakarta (British Embassy Jakarta) pada Jum’at (10/2/2023) di Hotel Shangri-La, Jakarta. Plt. Sekjen ATIOS, Aiman Al-Fatih menghadiri langsung acara Launching Get Safe Online oleh Kedubes Inggris Jakarta dan GET SAFE ONLINE yang merupakan organisasi nirlaba asal Inggris. Acara ini adalah kampanye peningkatan keamanan online di beberapa kawasan internasional melalui plaform website.
Website yang dirancang untuk membantu individu dan usaha kecil untuk tetap aman, terlindungi, dan percaya diri dalam menggunakan internet. Dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris, Get Safe Online bekerja erat dengan berbagai lembaga pemerintahan dan sektor swasta di dunia untuk menjalankan kampanye peningkatan keamanan online di beberapa kawasan internasional.
Sebagai organisasi yang juga memiliki fokus dalam peningkatan kesadaran keamanan siber, ATIOS yang juga telah mendapatkan status konsultatif khusus (special consultative status) dari Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Economic and Social Council (ECOSOC) pada tanggal 7 Desember 2022, turut mendukung kegiatan ini sehingga terus mengembangkan komunikasi dan hubungan internasional dalam upaya memperkuat kolaborasi dan sinergitas.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Matthew Downing mengatakan:
“Keamanan siber dalam waktu singkat menjadi bidang kerjasama utama antara UK-Indonesia. Kita memiliki kepentingan yang sama dalam menjaga ruang siber yang bebas, terbuka, damai, dan aman. Dalam beberapa tahun terakhir, UK telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan regulasi keamanan siber untuk sektor perbankan, mengamankan sektor telemedicine, dan memberikan informasi keamanan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan-kegiatan perluasan jangkauan (outreach activities).”
Tony Neate, CEO dari Get Safe Online mengatakan, “Kami telah membangun sebuah jaringan website dengan perwakilan lokal di 24 negara di seluruh dunia, yang mana adalah Antigua & Barbuda, Barbados, Bahamas, Belize, Cook Islands, Dominica, Grenada, Fiji, Guyana, Jamaika, Kiribati, Nauru, Papua Nugini, Rwanda, Samoa, Solomon Islands, St. Kitts & Nevis, St. Lucia, St. Vincent and the Grenadines, Tonga, Trinidad & Tobago, Tuvalu, dan Vanuatu. Saat ini, kami hadir di Indonesia karena kami melihat Indonesia sebagai pemain utama dalam penetrasi internet di Asia Tenggara, dan kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan otoritas yang berwenang di dunia keamanan siber.”
“Kami sangat senang dapat mengembangkan upaya kampanye di Indonesia. Layanan kami sepenuhnya didanai oleh Pemerintah Inggris dan tidak memerlukan pembayaran apapun dari mereka yang menggunakannya. Dengan masyarakat Indonesia yang sangat aktif secara daring, agenda kami pun menjadi begitu ambisius tetapi, dengan manfaat pengalaman dan kesuksesan kami (di negara-negara sebelumnya), kami tahu itu dapat dicapai. Tanggapannya sejauh ini sangat positif, dan kami berharap dapat membangun kemitraan dengan organisasi-organisasi lokal untuk berkampanye secara lebih efektif”, tambah Tony Neate.
Peningkatan kemanan online atau siber ini menjadi hal yang krusial ditengah perkembangan ICT yang begitu pesat bagi negara-negara dunia dan juga bagi masyarakat sebagai individu. ATIOS yang akan segera melaksanakan Kongres I di tahun 2023 ini juga telah mempersiapkan rangkaian kegiatan bertajuk keamanan siber sebagai bagian dari tema #literasidigitalsemesta. (PA/FDLN)